Konflik Israel-Hizbullah dalam Peta – Mengikuti Jejak Kekerasan di Lebanon
Israel telah melancarkan invasi ke Lebanon selatan dengan tujuan menargetkan kelompok Hizbullah. Operasi darat Israel di Lebanon dimulai pada malam Senin (30/09), beberapa hari setelah serangan udara yang menyebabkan tewasnya pemimpin Hizbullah, kelompok milisi yang didukung Iran di Lebanon.
Hizbullah telah meluncurkan ratusan roket ke utara Israel, sementara Lebanon telah menghadapi serangan bertubi-tubi axioma.id dari Israel selama dua minggu. Menurut otoritas Lebanon, lebih dari 1.000 orang telah kehilangan nyawa dan hampir satu juta warga telah meninggalkan tempat tinggal mereka.
Israel dan Hizbullah memiliki sejarah konflik yang berkepanjangan. Namun, ketegangan antara keduanya di Lebanon dalam hampir setahun terakhir dipicu oleh perseteruan yang terjadi di Gaza.
Kami akan terus memperbarui peta-peta yang terdapat dalam artikel ini untuk menggambarkan konflik antara Israel dan Hizbullah serta jejak kekerasan yang terjadi di Lebanon akibat konflik tersebut.
Di mana letak Lebanon?
Lebanon merupakan negara kecil dengan populasi sekitar 5,5 juta orang, berbatasan dengan Suriah di utara dan timur, Israel di selatan, dan Laut Mediterania di barat. Negara ini terletak sekitar 170 km dari Siprus.
Apa perkembangan terbaru dari konflik Israel dan Hizbullah?
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka sedang melaksanakan “serangan darat yang terbatas, terlokalisasi, dan terarah” di selatan Lebanon untuk menghancurkan apa yang mereka sebut sebagai “infrastruktur teroris” milik Hizbullah.
Pada hari kedua invasi mereka ke Lebanon, Rabu (02/10), pasukan Israel berhadapan langsung dengan anggota Hizbullah untuk pertama kalinya, menurut laporan Nick Beake dari BBC yang berada di Israel utara.
IDF menyatakan bahwa mereka telah “mengeliminasi teroris dan menghancurkan infrastruktur teroris melalui amunisi berpemandu dan pertempuran jarak dekat” di beberapa lokasi di selatan Lebanon.
Selanjutnya, IDF melaporkan bahwa delapan tentaranya tewas dalam pertempuran. Enam dari mereka diduga disergap oleh anggota Hizbullah dan dua lainnya tewas akibat tembakan mortir. Hizbullah mengklaim bahwa anggota mereka telah menembakkan rudal antitank ke arah pasukan komando Israel selama konflik di sebuah desa yang terletak di dekat perbatasan.
Hizbullah juga mengklaim bahwa pasukan lain menjadi sasaran bahan peledak dan tembakan di pinggiran Kafr Kila, tiga tank Merkava Israel dilaporkan hancur oleh rudal di dekat Maroun al-Ras, serta terdapat bentrokan di Adaisseh dan Yaroun.
Operasi darat di selatan Lebanon memiliki risiko tinggi bagi pasukan Israel. Berbeda dengan wilayah pesisir Gaza yang relatif datar, selatan Lebanon merupakan daerah perbukitan dan beberapa kawasan pegunungan yang menyulitkan pergerakan tank dan membuatnya rawan terhadap serangan mendadak.
Hizbullah diduga juga memiliki jaringan terowongan di area tersebut. Kelompok ini telah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terjadinya perang terbuka dengan Israel sejak konflik 34 hari pada 2006. IDF telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga yang tinggal di beberapa desa di selatan Lebanon. IDF menyarankan penduduk yang masih berada di tempat tinggal mereka untuk “segera menuju ke utara Sungai Awali”—yang terletak sekitar 50 km dari perbatasan dengan Israel.
Warga sipil Lebanon juga telah diperingatkan oleh IDF untuk tidak menggunakan kendaraan saat bergerak ke selatan melintasi Sungai Litani, yang berada sekitar 30 km di utara perbatasan. Sebelum konflik meningkat hampir setahun yang lalu, sekitar satu juta orang menetap di selatan Lebanon.