Apa yang ada di Taman Ujung Soekasada Bali
Saat berkunjung ke taman Ujung Soekasada tentunya tidak akan menarik jika hanya melihat kolamnya saja. Kalau tidak keberatan menaiki tangga, sekitar 100 anak tangga, di puncaknya ada panggung tanpa atap.
Nah, dari atas panggung tanpa atap ini Anda akan menyaksikan pemandangan istimewa yang ditawarkan oleh objek wisata Taman Ujung Karangasem Di sebelah tenggara, Anda akan melihat birunya laut dan pantai Ujung. Di bagian timur, jika dilihat dari latar belakangnya, pesona dan keunikan arsitektur Taman Ujung Soekasada akan terlihat jelas. Selain itu, di bagian atas ke arah timur terlihat bukit hijau yang disebut bisbis.
Tata letak kolam renang
Di Taman Ujung Soekasada terdapat 3 buah kolam besar dalam satu tempat, hanya saja kolamnya dipisah. 1 kolam berada di selatan dan 2 kolam berada di utara Di tengah kolam bagian selatan terdapat sebuah bangunan yang di tengah kolam, nama bangunan tersebut adalah Bale Bengong. Bangunan click here Bale Bengong tidak menggunakan tembok. Kolam utara lebih besar dari kolam selatan. Di tengah kolam sebelah utara terdapat jembatan yang memudahkan Anda menyeberangi kolam.
Di tengah kolam yang dihubungkan dengan jembatan terdapat sebuah bangunan yang dulunya berfungsi sebagai tempat peristirahatan raja Karangasem. Karena bangunan tempat peristirahatan raja terkesan gantung, maka penduduk setempat menyebutnya Istana Pensu.
Kedalaman kolam Taman Ujung Karangasem
Saya bertanya kepada salah satu agen di lokasi seberapa dalam kolam itu. Kedalaman kolamnya 1,5 meter, cukup dalam! Bagi Anda yang berlibur bersama anak-anak, pastikan untuk selalu mengawasi anak Anda saat berada di dekat kolam renang.
Keunikan Arsitektur Istana Peninggalan Raja Karangasem Bali
Arsitektur istana peristirahatan raja Karangasem memiliki keunikan tersendiri karena memadukan arsitektur abad pertengahan Eropa dan arsitektur Bali Ciri khas arsitektur Eropa terlihat pada kaca berwarna pada dinding bangunan tempat raja bersemayam, mirip dengan desain gereja di Eropa.
Dari jendela kamar kecil raja terlihat kolam bunga Tujung/Teratai berwarna putih dan merah Arsitektur taman Ujung Soekasada tidak seperti aslinya. Memang banyak peristiwa sejarah yang terjadi sehingga menyebabkan kerusakan pada arsitektur Taman Ujung Soekasada. Seperti pada masa penjajahan Jepang di Bali. Jaring besi digunakan sebagai senjata perang oleh masyarakat setempat.
Kerusakan terparah terjadi pada tahun 1963, ketika Gunung Agung (gunung tertinggi di Bali) meletus. Sejak saat itu, Taman Ujung Soekasada tidak lagi mendapat manfaat dari pemeliharaan apa pun. Pada tahun 2000, Puri Karangsem dan pemerintah kabupaten Karangasem melakukan perbaikan tanpa mengubah bentuk asli Taman Istana Air Ujung Soekasada.