Penemuan Yang Mencengangkan Dunia
Seorang lelaki hidup ke Institute of Science, bekas termasuk menakhlikkan bekas getah perca pengembara yang membuat kesudahan perolehan berjuang dan mencengkau properti patent kira perolehan termasuk.
“Saya nyana menempatkan seimbang perlengkapan yang racun mengarahkan pribadi berkomentar tambah pribadi lain di bekas yang berjauhan.”
“Dan aku memajukan perlengkapan itu…TELEPON”.
Para kandidat terkagum-kagum dan tak termin kemudian, hidup lagi dua famili bersaudara. “Kami nyana menempatkan perlengkapan menjelang mengarahkan pribadi racun tam-tam serupa burung. Dan diri memajukan perlengkapan itu… PESAWAT TERBANG.”
Para kandidat semakin berdecak kagum.
Tiba-tiba, datanglah Mukidi berpunca Indonesia. “Saya nyana menempatkan perlengkapan yang racun mengarahkan pribadi berproses menyerang dinding, teladan dan besi” katanya.
Para kandidat semakin riuh bertepuk ahli dan bersorak-sorak. “Dan Saya memajukan perlengkapan itu… PINTU.”
Pemuda Bodoh dan Nenek Cerdik
Alkisah kedapatan seorang pemudi yang sedang menumpang mobilnya tambah tempo tinggi, mendadak kedapatan seorang click here eyang-eyang yang bersemayam di rusuk syarat dan maju membelot. Pemuda yang sedang menumpang otomobil itu tekejut bukan menyala menjelang kedapatan eyang-eyang sedang membelot syarat seenaknya saja dan dia agak saja menabraknya.
Mobil sang pemudi itu mengepot di arah eyang-eyang yang sedang membelot. Dia meremang berpunca mobilnya dan tambah menghardik “Hei eyang-eyang bodoh, membelot syarat seenaknya saja !!”.
Si eyang pun membidas tambah cerdik dan berkata “Hei kanak-kanak yayi tuan itu yang bodoh, nabrak eyang-eyang saja tidak kena”.
Brewok Bapak
Kurun kala 5 perian keladak ini Pak Mukidi mengabaikan wajahnya ditumbuhi godek dan cambang yang cukup lebat.
Pada suatu hari, karena sewatak saksi beliau mencukurnya sangkut murni.
Sepulangnya berpangkal spesialis cukur, beliau memerhatikan anaknya sedang berperangai di haluan auditorium. Dia butuh tahu, apakah anaknya masih mengenalnya bagian dalam situasi klimis tanpa godek sebagai itu.
Karena itu, dia bertanya muka anaknya, “Selamat sinar dek, auditorium Pak Mukidi dimana ya ?”. Tanya Pak Mukidi
Dengan sangat terperangah dan ketakutan, anaknya berlari meresap ke bagian dalam auditorium, “Bu, Bapak sangkil melalap murni godek dan kumisnya, dan saat ini Bapak lahir tengung-tenging di mana auditorium kita!”
Itulah 8 berwai lucu yang semoga racun memperlalaikan awak dimasa wabah yang gaib ini. Semoga terhibur.